Selamat Datang

Selamat Datang Ke Blog ini.
Selamat Bersurfing ria buat teman teman semua.

Jumat, 19 November 2010

INTERNETAN ASYK

Hai brot.. Aq mau kasih tau nih kalo si There paling asyik diajak internetan.. Tanpa banyak bacrit langsung aja ke tkp. Pertama tama siapkan dulu alat tempurnya a/l handphone+batre dn sc si There. Pastikan gprsnya sudah aktif ea. Langkah selanjutnya seting internet hp, kalian hanya tinggal merubah proxy dan port standard si There menjadi
*95.*89.14*.13*:8*
Ok selesai. Skarang tinggal buka browser operamini hp kalian. Slamat mencoba. Smoga bermanfaat.

Minggu, 14 November 2010

DI KIJANG NGOPINYA DI HAWAII

Kedai Kopi “ Hawaii” Masyarakat Bintan ini mempunyai kebiasaan unik, yaitu minum kopi. Bukan di rumah, di kantor, di hotel, atau di resto, melainkan di kedai-kedai kopi yang banyak betebaran di setiap sudut kota. Apakah dia orang biasa atau pejabat atau pengusaha, mereka pada pergi ke kedai- kedai kopi kalau dirasa-rasa sudah tiba waktunya kepingin ngopi. Acara ngopi atau coffee break ini bisa terjadi kapan saja. Tidak perduli pagi hujan, siang bolong panas terik, sore mendung atau malam dingin semribit, pokoknya kalau kepingin ngopi ya pergi nongkrong di kedai kopi. Tapi ya jangan lalu dibayangkan semua penduduk Bintan tumplek- blek di kedai kopi. Itu demo namanya!. Njuk nanti siapa yang tunggu rumah atau kantor …… Maka kedai kopi menjadi tempat paling strategis untuk bertemu membicarakan ihwal apa saja. Lobi-lobi politik, transaksi bisnis, silaturahmi, sekedar membuang waktu, nglaras, diskusi serius, ngumpul- ngumpul penuh canda, semua bisa berlangsung setiap saat setiap hari di kedai kopi, tanpa mengenal hari libur atau jam istirahat. Pokoknya kapan saja. Salah satu kedai kopi favorit di kota Kijang adalah kedai kopi “Hawaii” yang berlokasi di depan pasar Berdikari. Mudah ditemukan lokasinya karena memang kota ini tidak terlalu ramai. Aroma dan rasa kopi di kedai kopi “Hawaii” ini sangat khas dan kuat sehingga membuat setiap penggemar kopi pasti kepincut untuk kepingin kembali ngopi lagi di tempat ini. Maka ada seloroh bagi pendatang baru di kota ini, yaitu dianggap belum sah datang ke Kijang kalau belum pernah singgah ngopi di kedai kopi “Hawaii”. Sang pemilik kedai adalah seorang Cina tua yang biasa dipanggil A-Eng. Di usianya yang sudah 79 tahun ternyata engkoh A-Eng ini masih terlihat bregas (gagah), gesit, dan tidak menampakkan kelelahan fisiknya. A-Eng suka diajak ngobrol, apalagi kalau menyangkut kedai kopinya. Engkoh ini pun dengan berapi-api akan bercerita panjang-lebar dengan logat Melayu-Cina yang mulai rada susah dipahami karena giginya yang sudah pada hilang dan diganti gigi emas. Konon, air Riau

Mie Lendir ( Makanan Khas Masyarakat Kepulauan Riau )



Di wilayah Provinsi Kepulauan Riau, ada sebuah makanan yang namanya mungkin akan membuat kening wisatawan berkerut, yakni Mie Lendir. Mie Lendir merupakan makanan khas Kepulauan Riau. Makanan ini terdiri dari mie kuning yang direbus bersama taoge, dan dimakan bersama sebutir telur rebus yang dibelah dua atau diiris. Mie ini kemudian disiram dengan kuah kacang yang kental. Kuah kacang kental inilah yang membuat makanan ini diberi nama Mie Lendir. Mie Lendir biasanya dijual di pagi hari, sehingga tak salah jika masyarakat Kepulauan Riau menjadikan mie ini sebagai salah satu menu sarapan mereka. Mie Lendir yang masih panas, sangat enak untuk disantap di pagi hari, ataupun ketika cuaca sedang dingin.

Kuah kacang yang disiramkan pada Mie Lendir, membuat penampilan mie ini sedikit aneh, sama seperti namanya. Namun, begitu memasukkan suapan pertama ke dalam mulut, Anda pasti akan langsung ketagihan untuk menyantapnya lagi. Biasanya, semangkok Mie Lendir tidak cukup untuk memanjakan lidah dan perut. Maka, tak heran jika banyak pembeli yang memesan makanan ini lebih dari satu mangkok.

Kuah kacang merupakan kunci dari kelezatan mie ini. Kuah tersebut, membuat rasa mie menjadi gurih, sedikit manis, dan tidak terlalu pedas. Namun, bagi Anda yang menggemari rasa pedas dalam makanan, tidak perlu kuatir. Anda dapat memasukkan irisan cabe rawit, yang biasanya sudah disediakan oleh pemilik warung, untuk menambah sensasi pedas ke dalam Mie Lendir.

Wisatawan yang sedang berkunjung ke Provinsi Kepulauan Riau, dapat menikmati seporsi Mie Lendir di warung-warung penjual Mie Lendir atau warung - warung kopi dengan harga hanya berkisar antara Rp. 7.000,- sampai dengan Rp 10.000,00 saja..





murah meriah dan nikmat...

MONUMEN RELIEF

Pembangunan Relief
Menggambarkan
Sejarah Kijang

Pembangunan monumen
relief atau Ukiran dinding
direncanakan bakal rampung
Desember ini. Bupati Bintan, Ansar
Ahmad saat meninjau pengerjaanya
didepan gedung olah raga Demang
Lebar Daun di Kijang Kecamatan
Bintan Timur menegaskan akan
rampung Desember 2010
mendatang.
Relef ini menggambarkan sejarah
perjalanan PT Aneka Tambang
(Antam) unit Bauksit Kijang dari awal
berdiri hingga memasuki pasca
tambang.
Dikatakannya, pembangunan relief
akan dijadikan sebagai sejarah
perkembangan Kota Kijang sendiri.
sebab awal terbentuknya kijang
dimulai dengan beroprasinya
perusahaan BUMN tersebut saat
melakukan penambangan bauksit.
"Semuanya nanti akan dipaparkan
melalui relief tersebut,"ujar Ansar.
PT Antam mengawali kegiatannya di
Kijang sejak tahun 1935 yang saat
ini sudah berusia 75 tahun
beroperasi.
"Untuk mengenang sejarah tersebut
agar diingat masyarakat Kijang
dibuatlah ukiran dinding ini,"papar
Ansar.
Monumen relief ini dibangun diatas
lahan seluas 16.000 m2 termasuk
beberapa bagian diantaranya
monument dan relief. (Sumber: BATAM TIMES)

Sabtu, 13 November 2010

GONGGONG

Mengenal makanan khas Hidangan
Siput Laut di Pulau Bintan yaitu
Gonggong . Di pulau Bintan,
gonggong merupakan nama untuk
jenis siput laut yang hanya dapat
ditemukan di perairan sekitar pulau
Bintan. Gonggong kemudian diolah
menjadi makanan. Cara pengolahan
Gonggong cukup sederhana.
Gonggong yang masih lengkap
dengan cangkangnya dibersihkan,
kemudian direbus bersama garam
dan irisan jahe hingga matang.
Campuran garam dan irisan jahe
berguna untuk menghilangkan
lendir dan bau amis. Ketika matang,
Gonggong yang masih lengkap
dengan cangkangnya siap untuk
disajikan.
Anda dapat menggunakan bantuan
tusuk gigi untuk menikmati
Gonggong. Dengan tusuk gigi,
daging Gonggong dapat dikeluarkan
dari cangkangnya. Ketika menarik
daging Gonggong, anda harus
mengikuti bentuk cangkangnya. Jika
tidak, anda tidak akan memperoleh
daging Gonggong dalam keadaan
utuh. Namun ketika daging
Gonggong di dalam cangkang
sudah hancur, anda akan kesulitan
untuk memperoleh daging itu
kembali.
Dalam penyajiannya, menu
makanan Siput Gonggong biasanya
dihidangkan bersama aneka macam
sambal, seperti sambal kecap
ataupun sambal kacang. Sambal
kecap terdiri dari kecap manis dan
irisan tipis cabe rawit. Sementara
sambal kacang dibuat dari kacang
tanah yang digoreng dan dihaluskan
bersama bawang putih serta garam.
Cita rasa Siput Gonggong begitu
kuat hingga membuat menu ini
tidak hanya diminati masyarakat di
pulau Bintan saja, wisatawan dari
berbagai daerah pun menjadikan
Siput Gonggong menu andalan
ketika berkunjung ke pulau Bintan.

Selasa, 09 November 2010

Mesjid Raya Nurul Iman Kijang

     Masjid Raya Nurul Iman Kijang didirikan pada tahun 1961. Mesjid ini  dibangun oleh PT. Aneka Tambang. Awalnya lahan yang dipergunakan untuk membangun masjid tersebut merupakan tanah milik Shin Hak yang merupakan etnis Tiong Hwa di Kijang. Saat itu lahan tersebut merupakan rumah miliknya yang sekaligus dijadikan tempat usaha keluarganya.

     Tidak hanya Shin Hak yang tinggal disekitar lahan tersebut, tetapi tidak jauh dari lokasi itu juga ada perumahan yang dijadikan komplek romusa. Setelah komplek tersebut sudah tidak lagi dipergunakan, sekitar tahun 1960 setelah ada pertukaran letak tanah oleh PT. Aneka Tambang dengan Shin Hak ( yang diberikan lokasi disekitar Barek Motor ), PT. Aneka Tambang berencana untuk mendirikan sebuah masjid dilokasi tersebut dan baru pada tahun 1961 terlaksanalah awal pembangunannya.

     Tahun ini rencananya Mesjid Raya Nurul Iman Kijang akan dipugar, dan akan dirubah menjadi lebih besar dan bernuansa Melayu.. tetapi ini menimbulkan polemik yang cukup serius dari kalangan pensiunan PT. Aneka Tambang dan sebagian warga Kijang. Hal ini disebabkan karena selain bentuk bangunan yang "unik", Mesjid tersebut juga merupakan ikon kemajuan dan perkembangan Kota Kijang di era kejayaan PT. Aneka Tambang. Warga berharap Mesjid tersebut tetap dipertahankan bentuk dan keasliannya, meskipun bagi sebagian warga lagi menginginkan berdirinya Mesjid baru yang diharap selain bisa menjadi tempat ibadah juga bisa menjadi daya tarik bagi pariwisata Kota Kijang nantinya.


...Semoga rencana pembangunan ( atau renovasi ) Mesjid yang kita cintai ini tidak menjadi polemik yang berlarut-larut dan dapat terlaksana dengan lancar. Amin Ya Robball 'alamin...

Senin, 08 November 2010

Sejarah Perkembangan Kota Kijang


          Tugu Aneka Tambang yang terletak di jantung kota merupakan simbol dari perkembangan pembangunan di kota Kijang. Tugu ini didirikan oleh PT. Aneka Tambang Tbk sebagai suatu bentuk daerah pertambangan bauksit yang menjadi salah satu penyumbang devisa negara.
         
Sejarah Kota Kijang
Dulunya Kijang berawal dari pemukiman lima keluarga di Kampung Tun Tan, atau lebih dikenal dengan istilah Dapur Arang. Tapi kemudian, sekitar tahun 1924, penjajah Belanda mendaratkan ekpedisi pertama ( NV GMB ) di daerah ini untuk mencari timah. Tetapi ekspedisi itu kemudian menemukan bouksit yang pertama kali di Sungai Kolak.
Dari semua hal yang tak terduga itu, tiba-tiba pada tahun 1925 nama Sungai Kolak langsung mendunia. Adalah bulletin penjajah Belanda yang pertama kali menerbitkan tulisan yang berisi penemuan bijih bouksit di Sungai Kolak.
Kurang lebih tiga tahun setelah publikasi itu, areal bouksit di Sungai Kolak itu sudah di bawah kendali sebuah perusahaan Belanda ( Bauksiet Syndikaat ). Tetapi ternyata Bauksiet Syndikaat saat itu kurang banyak melakukan kegiatan yang berarti sehingga pada tahun 1928 oleh Pemerintah Belanda hak pengelolaan dialihkan kepada perusahan lain ( NV Gemeenschpellijke Mijnbouw Maatschappij Billiton ). 
Dibawah kelola NV GMMB dimulailah pembangunan fasilitas dan prasarana wilayah, seperti pembuatan jalan ke lokasi penambangan, pelabuhan, jalan umum, serta tentu saja barak-barak pekerja dan keluarga mereka. Periode 1929-1934 tercatat sebagai tahun-tahun perkembangan Sungai Kolak menjadi Bandar kecil yang kemudian dikenal sebagai Kijang.
Dalam perjalanannya, setidaknya tambang bouksit Kijang telah empat kali berpindah tangan. Dari Belanda, Kijang dikuasai oleh Jepang, sebelum akhirnya diambil Belanda lagi. Baru pada 1959, atau 14 tahun setelah Indonesia merdeka, tambang bouksit Kijang diambil alih pemerintah.
 Kota ini terus berkembang. Bouksit menjadi penggerak utama perekonomian. Sempat berjaya seiring derasnya penggalian, namun sekitar tahun 1990-an Kijang agak meredup, karena eksplorasi bouksit pun sempat menurun. Lalu kota ini berjalan dengan pelan, tapi pada tahun 2006 pemerintahan Provinsi Kepri yang sebelumnya berpusat di Batam, dipindahkan ke Tanjungpinang. Kantor Bupati Bintan pun kemudian diberalih fungsi menjadi Kantor Pemprov Kepri. Dan Bupati Bintan beserta ratusan stafnya berpindah ke Kijang. Di mess PT Antam, Bupati Bintan dan stafnya membangun kantor sementara, menunggu pembangunan kantor baru di daerah Bintan Buyu selesai. 
Kepindahan ini membawa banyak perubahan, terutama dari sisi ekonomi. Tak ada yang bisa membayangkan Kijang yang sekarang berkembang seperti ini. Perkembangan penduduk pun terbilang pesat. Dari hanya sekitar lima rumah penduduk di Kampung Tun Tan tahun 1924, penduduk Kijang terus bertambah, sampai mencapai 45 ribu jiwa. 


......begitulah Kijang saat pertama dan sampai sekarang terus berbenah dan membangun.....