Selamat Datang
Selamat Datang Ke Blog ini.
Selamat Bersurfing ria buat teman teman semua.
Selamat Bersurfing ria buat teman teman semua.
Senin, 08 November 2010
Sejarah Perkembangan Kota Kijang
Tugu Aneka Tambang yang terletak di jantung kota merupakan simbol dari perkembangan pembangunan di kota Kijang. Tugu ini didirikan oleh PT. Aneka Tambang Tbk sebagai suatu bentuk daerah pertambangan bauksit yang menjadi salah satu penyumbang devisa negara.
Sejarah Kota Kijang
Dulunya Kijang berawal dari pemukiman lima keluarga di Kampung Tun Tan, atau lebih dikenal dengan istilah Dapur Arang. Tapi kemudian, sekitar tahun 1924, penjajah Belanda mendaratkan ekpedisi pertama ( NV GMB ) di daerah ini untuk mencari timah. Tetapi ekspedisi itu kemudian menemukan bouksit yang pertama kali di Sungai Kolak.
Dari semua hal yang tak terduga itu, tiba-tiba pada tahun 1925 nama Sungai Kolak langsung mendunia. Adalah bulletin penjajah Belanda yang pertama kali menerbitkan tulisan yang berisi penemuan bijih bouksit di Sungai Kolak.
Kurang lebih tiga tahun setelah publikasi itu, areal bouksit di Sungai Kolak itu sudah di bawah kendali sebuah perusahaan Belanda ( Bauksiet Syndikaat ). Tetapi ternyata Bauksiet Syndikaat saat itu kurang banyak melakukan kegiatan yang berarti sehingga pada tahun 1928 oleh Pemerintah Belanda hak pengelolaan dialihkan kepada perusahan lain ( NV Gemeenschpellijke Mijnbouw Maatschappij Billiton ).
Dibawah kelola NV GMMB dimulailah pembangunan fasilitas dan prasarana wilayah, seperti pembuatan jalan ke lokasi penambangan, pelabuhan, jalan umum, serta tentu saja barak-barak pekerja dan keluarga mereka. Periode 1929-1934 tercatat sebagai tahun-tahun perkembangan Sungai Kolak menjadi Bandar kecil yang kemudian dikenal sebagai Kijang.
Dalam perjalanannya, setidaknya tambang bouksit Kijang telah empat kali berpindah tangan. Dari Belanda, Kijang dikuasai oleh Jepang, sebelum akhirnya diambil Belanda lagi. Baru pada 1959, atau 14 tahun setelah Indonesia merdeka, tambang bouksit Kijang diambil alih pemerintah.
Kota ini terus berkembang. Bouksit menjadi penggerak utama perekonomian. Sempat berjaya seiring derasnya penggalian, namun sekitar tahun 1990-an Kijang agak meredup, karena eksplorasi bouksit pun sempat menurun. Lalu kota ini berjalan dengan pelan, tapi pada tahun 2006 pemerintahan Provinsi Kepri yang sebelumnya berpusat di Batam, dipindahkan ke Tanjungpinang. Kantor Bupati Bintan pun kemudian diberalih fungsi menjadi Kantor Pemprov Kepri. Dan Bupati Bintan beserta ratusan stafnya berpindah ke Kijang. Di mess PT Antam, Bupati Bintan dan stafnya membangun kantor sementara, menunggu pembangunan kantor baru di daerah Bintan Buyu selesai.
Kepindahan ini membawa banyak perubahan, terutama dari sisi ekonomi. Tak ada yang bisa membayangkan Kijang yang sekarang berkembang seperti ini. Perkembangan penduduk pun terbilang pesat. Dari hanya sekitar lima rumah penduduk di Kampung Tun Tan tahun 1924, penduduk Kijang terus bertambah, sampai mencapai 45 ribu jiwa.
......begitulah Kijang saat pertama dan sampai sekarang terus berbenah dan membangun.....
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
kalau blh tahu, adminnya siapa?
BalasHapus